Sabtu, 10 Januari 2015



RESENSI
BUKU DOMINASI KARAWITAN GAYA SURAKARTA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Identitas Buku:
·         Judul                                 : Dominasi Karawitan Gaya Surakarta di Daerah Istimewa Yogyakarta
·         Pengarang                         : Kriswanto
·         Penerbit                             : ISI Press Solo
·         Tahun Terbit                      : Januari 2008 (cetakan pertama)
·         Tebal Halaman                  : 172 Halaman
·         Review Buku Halaman     : 86-91

       I.            ISI
Tinjauan Balungan Dan Macamnya 
1.      Balungan
Istilah balungan sering di jumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya balungan makluk  biologis, balungan sayuran/buah-buahan, balungan rumah, balungan lakon dalam pewayangan, balungan gending dan lain sebagainya.
Balungan dalam pengertian kerangka gending dapat diartikan sebagai susunan nada-nada yang diatur sedemikian rupa sehingga bila dibunyikan menimbulkan suara yang enak didengar. Pada masing-masing instrumen gamelan dalam menguraikan balungan memiliki pola permainan yang berbeda-beda satu sama lain. Walaupun instrumen-instrumen tersebut bebas dalam menguraikan lagu balungan tetapi  dibaatasi oleh irama dan laya, semua berjalan dibawah mkendali instrumen kendang dalam fungsinya sebagai pamurba wirama.
Dalam menjalankan fungsinya, Sindusawarno menggolongkan instrumen gamelan menjadi dua yaitu,  Instrumen pembawa lagu (pamurba lagu) yang meliputi instrumen rebab, gender, gambang, bonang, slenthem, demung, saron, saron penerus, slempung/siter, suling. Adapun instrumen sebagai pembawa irama (pamurba wirama) meliputi instrumen kendang, kethuk, kempyang, kenong, kempul, gong dan kecer.


2.      Macam Balungan
Dalam komposisi gending-gending tradisi biasanya terdiri dari beberapa macam bentuk balungan yang tersusun secara variatif.
Bentuk-bentuk balungan yang kebanyakan digunakan antara lain:
a)      Balungan Mlampah/Mlaku
Bentuk balungan ini kebanyakan terdapat pada komposisi gending-gending instrumental, karena jenis sajian ini instrumen pembawa lagu tidak diikutsertakan. Pada tiap-tiap gatra terisi nada penuh dengan harga nada 1 (satu).
Misalnya pada Ladrang Tebu Seuyun Laras Slendro Pathet Nem.

b)     Balungan Ndawahi/Nibani
Balungan ndawahi kebanyakan terdapat pada komposisi gending dalam bentuk inggah. Namun bukan berarti pada bagian lagu pokok tidak terdapat balungan ndawahi ini. Pada tiap-tiap gatra dalam tabuhan ndawahi hanya berisi dua nada, yaitu pada posisi hitungan genap.
Misalnya pada Ketawang Puspawarna  Laras Slendro Pathet Manyura dan masih banyak contoh-contoh lainnya.

c)      Balungan Ngadhal
Balungan ngadhal adalah balungan dimana nada-nada dalam setiap gatra mempunyai harga nada setengah atau kelipatannya.
Misalnya pada balungan Ladrang Kembang Kates Laras Pelog Pathet Nem.

d)     Balungan Mlesed
Balungan mlesed ini terjadi apabila sedsudah nada seleh (dong) terdapat nada kembar pada gatra berikutnya. Dalam komposisi gending tradisi jenis balungan ini banyak terdapat pada bentuk-bentuk merong maupun ngelik. Misalnya balungan pada Ladrang Wilujeng Laras Slendro Pathet Manyura pada bagian ompak.

e)      Balungan Pin Mundur
Balungan pin mundur adalah balungan dimana dalam satu gatra atau lebih terdapat dua nada yang terletak pada posisi hitungan ganjil. Dalam komposisi gending-gending balungan ini jarang ditemui. Misalnya pada balugan Gending Gati Kuda Laras Pelog Pathet Barang pada bagian gong terakhir.

f)       Balungan Nggantung
Balungan nggantung adalah balungan pin yang terdapat pada satu gatra atau lebih, namun rasa musikalnya tetap mengikuti nada seleh (dong) pada gatra sebelumnya. Jenis balungan ini banyak ditemui pada bentuk merong maupun ngelik. Misalnya pada Ketawang Langen Gita Laras Slendro Pathet Sanga pada bagian ngelik.


    II.            KESIMPULAN

Setelah saya membaca dan memahami isi buku ini menurut saya keunggulan dari buku ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat luas mengenai beberapa hal tentang gamelan dan beberapa hal didalamnya.
Kelemahan dari buku ini menurut saya sebagian gambar tidak jelas karena gambar dalam buku tidak berwarna, ada beberapa halaman yang kebalik, banyak kata-kata asing yang jarang ditemui sehingga sebagai pembaca awam sulit memahami artinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar